speckledtroutrodeo.com – Kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12% yang akan berlaku mulai awal tahun 2025 telah menimbulkan berbagai kekhawatiran, termasuk dampaknya terhadap sektor pariwisata. Meskipun pemulihan pariwisata pasca-pandemi Covid-19 menunjukkan perkembangan positif, ada kemungkinan kebijakan ini berpotensi memperlambat laju pertumbuhan pariwisata yang belum sepenuhnya pulih. Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menyikapi hal ini dengan menyiapkan berbagai solusi untuk memastikan masyarakat tetap bisa berlibur tanpa terlalu terbebani oleh kenaikan PPN.

Menyikapi kenaikan PPN, Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana menyatakan bahwa Kemenpar akan mendukung kebijakan pemerintah tersebut. Namun, jika kebijakan ini berdampak pada sektor pariwisata, Kemenpar akan berupaya membantu dengan menyiapkan solusi. Salah satu solusi yang disiapkan adalah menyediakan paket wisata murah untuk meringankan beban wisatawan yang terdampak oleh kenaikan PPN.

Vinsensius Jemadu, Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan Kemenpar, mengakui bahwa kenaikan PPN 12% akan memiliki dampak, terutama pada sisi demand and supply. “Terkait dampak pasti ada dampak. Yang pertama kalau kita bicara dari sisi demand dan supply, nanti akan terjadi shifting atau pergeseran yang tadinya mereka yang suka dengan produk-produk premium yang mahal, beralih ke produk atau layanan yang berada di bawah levelnya,” kata Vinsensius.

Untuk mengantisipasi perubahan selera wisatawan ini, Kemenpar mengimbau industri wisata untuk menyediakan diversifikasi produk atau layanan. “Kami juga mengimbau kepada industri yang bergerak di bidang services maupun produk wisata untuk mengantisipasi dengan menyediakan diversifikasi produk untuk mengantisipasi shifting. Namun diversifikasi ini tidak mengurangi kepuasan atau kualitas daripada produk maupun layanan,” tambahnya.

Kemenpar telah menyiapkan beberapa langkah strategis untuk mengantisipasi dampak kenaikan PPN terhadap sektor situs judi bola pariwisata. Salah satu langkah yang disiapkan adalah membuat paket-paket wisata yang lebih terjangkau dan menggandeng para stakeholder agar harga-harga seperti tiket perjalanan bisa tetap terjangkau.

Selain itu, Kemenpar juga akan membahas lebih lanjut terkait langkah-langkah yang akan diambil untuk mengantisipasi dampak dari kenaikan PPN menjadi 12% tahun depan terhadap industri pariwisata Tanah Air. Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa menyampaikan, antisipasi yang dilakukan diharapkan dapat mendorong masyarakat untuk dapat bergerak dan berwisata di Indonesia saja.

Meskipun ada kenaikan PPN, Kemenpar tetap optimistis dengan pertumbuhan bidang pariwisata. Menpar Widiyanti Putri Wardhana mengaku tetap optimistis karena diyakini semakin meningkat dari tahun ke tahun usai pandemi. “Yang jelas kita meyakini keputusan pemerintah ini pasti sudah lewat berbagai pertimbangan yang matang. Ya itu kita akan lihat ya. Tapi nanti kalau ada hal-hal yang perlu diperbaiki pasti akan dilakukan. Kita akan lakukan pertemuan buat membahasnya,” terangnya.

Deputi Bidang Pemasaran Kemenpar, N Made Ayu Marthini, juga optimistis bahwa minat masyarakat terhadap wisata tetap besar dan tidak terlalu terpengaruh dalam berbagai situasi. “Di masa pandemi saja walaupun tidak bisa berwisata tapi banyak yang staycation. Jadi mudah-mudahan tidak begitu terdampak dan kita optimistis tetap banyak yang berwisata,” lanjutnya.

Kenaikan PPN menjadi 12% yang akan berlaku mulai awal tahun 2025 memang berpotensi mempengaruhi sektor pariwisata. Namun, Kementerian Pariwisata telah menyiapkan berbagai solusi untuk mengantisipasi dampak tersebut. Dengan menyediakan paket wisata murah dan mendorong diversifikasi produk wisata, Kemenpar berharap masyarakat tetap bisa menikmati liburan tanpa terlalu terbebani oleh kenaikan PPN. Optimisme Kemenpar juga didukung oleh data yang menunjukkan bahwa minat masyarakat terhadap wisata tetap tinggi, bahkan di masa pandemi sekalipun.

By admin